"Sexy related with a smart brain. To get a smart brain, you are going to need some knowledge. To find knowledge, your brain need some informations from any platforms of information. Book is one of the platform. Read a book, get your brain performing smart with knowledge, then be as sexy as you can be."
https://www.nathalielussier.com |
Tantangan menulis tentang book addict is a new
sexy,
mengingatkan saya pada saat my auntie, tinggal bersama kami
sekeluarga untuk melanjutkan kuliahnya.
My auntie yang
berparas cantik, dan berperawakan kutilang (Kurus, tinggi, langsing),
langsung menjadi incaran pemuda sekitar lingkungan tempat tinggal kami.
Dalam waktu dua minggu dan seterusnya setelah
kedatangannya, telpon rumah selalu bernyanyi dengan gembira. Mendapat tugas
menyambung tali silaturahmi dari pemuda setempat plus fresh and senior
guy dari kampus barunya.
Tentu saja, hal ini membuat kami (para
keponakan yang kepo) mulai membuat tally system, untuk menghitung
berapa kali si A nelpon, berapa kali si B nelpon, atau berapa kali si C
menelpon. Dan, my auntie nyengir-nyengir saja mendapat laporan
lengkap dari kami.
Mengherankan bahwa tak satupun cowok-cowok itu
berhasil menjerat hatinya. Usut punya usut, setelah memberanikan diri bertanya,
" Tan..kenapa gak jadian-jadian sih? kasihan itu cowok-cowok
mengantri."
My auntie, replied,"
Mau sih punya pacar, tetapi harus punya smart brain. Cowok smart pasti sexy.
Kalau gak smart, mending gak usah minta pacaran sama saya."
Woww..Smart Brain! ulang saya dalam
hati. Itu kata kuncinya. Malang (bagi saya) kata kunci smart brain itu
saya definisikan dengan tipe cowok kutu buku yang iiyyeuuhh...gak banget!
Maklum jiwa saya masih SMP saat itu, dan gak pengalaman sama urusan pacaran.
#boongbanget^^
Jadi dong saya meng-kacau-kan para penggemar auntie-ku
dengan informasi ter-gress yang dengan sengaja 'dibocorkan', ketika mereka
menelpon, bahwa my auntie itu suka dengan cowok yang kutu
buku.
So... yang terjadi, setiap hari sabtu, malam
minggu, dua atau tiga cowok yang berkunjung untuk 'ngobrol-ngobrol' berubah
jadi setipe. Tipe cokubu. Cowok Kutu Buku. Bahahahah...
But, indera keenam My auntie ternyata
bekerja. keseragaman tipe cowok yang datang bersama seperti itu menimbulkan
pertanyaan. Pertanyaan besar! Dan setelah saya mengaku salah, saya dapat
hukuman, merapikan kamar dia setiap pagi sebulan. Hey.. i protest dong!
Saya kan niatnya hanya bantu. Bantu Auntie menemukan tambatan
hati. Baik kan saya?
Setelah menghela nafas, my auntie berkata,"
Saya suka sama cowok yang mampu menghadapi saya dengan kalimat cerdas. Tidak
mengulang pertanyaan atau berbicara hal yang sama terus menerus. Kelihatan
sekali kalau mereka yang begitu itu, kurang bacaan. Jadi stok pembicaraan putus
melulu. Gak penting mereka kelihatan kayak cowok bandel, cowok manis, atau
cowok kutu buku. Otaknya harus jalan. Kalau otaknya jalan, apapun bentuk fisik,
pasti terasa sexy. Cewek juga begitu, kalau otaknya sedikit dibawah telinga
(artinya lemot karena tuli) cowok lama-lama cepat bosan. Begitu loh!" urai
auntie panjang dan lebar.
Now i got it.
Lalu saat itu baru saya ketahui kalau auntie suka
baca buku-buku Harlequin. Dan, dia menunjukkan sejumlah buku koleksinya
(disembunyikan dalam koper, dan mom gak boleh tau alias secret hahaha)
yang lumayan membuat saya melongo. Melongo pada cover bukunya.
Saat itu cover Harlequin belum se-santun sekarang. Pantes
diumpetin...
Eit jangan pikir cetek atau negatif dulu.
Dari novel itu, ternyata my auntie belajar
bagaimana menghadapi cowok, menebak jalan pikiran cowok dan berkomunikasi
dengan cowok dengan alur yang manis. Jadi kalau di'tembak' cowok, ngeles nya
gak kasar. Sehingga kedamaian dunia terjaga.
Langsung dwooong, saya ikutan baca. Kalau my
auntie baca-nya ngumpet dari mama saya alias kakak-nya, saya baca-nya
lebih repot lagi. Karena harus ngumpet-ngumpet dari my auntie dan
kakaknya. Nasib kurang umur...
Ternyata walaupun ada cuplikan kisah romantis
(baca: Hot assoy) novel ini memang menyajikan cara 'bersilat lidah'dengan
lawan jenis (ini metafora yaa), juga informasi lain yang mencakup tanaman,
bisnis, tempat wisata, profesi, masakan, ekonomi tergantung mood dari
tokoh utama. Lalu saya pun jadi 'ahli' soal cowok. Eh?kok?
Singkat cerita, my auntie sudah
berhasil mengajarkan saya sejak saya masih menggunakan rok biru putih, untuk
rajin membaca buku. Membaca buku untuk membuka wawasan. Membaca buku untuk
mengisi otak. Membaca buku untuk gak kalah saat diskusi dengan lawan bicara.
Dan saya pun menjadi book addict.
Ragam bacaan saya pun bertambah. Terutama yang
mendukung perkembangan perempuan di negara ini. Buku-buku yang bertema
persahabatan, misteri, How to, detektif atau segala konspirasi sangat saya
sukai. Stilletto
Book adalah salah satu Penerbit Buku
Perempuan yang menjadi favorit saya. Budget beli buku selalu
ada. Gak peduli kurang makan. Tsaah..
Adu kalimat, sharing knowledge,
tukar pengetahuan, semua bisa dipelajari dari buku. Saat berbagai hal bisa kita
sampaikan dengan jelas dan clear, hasil dari membaca buku, kita
bisa berdiri, stand-up alone and say,"Yes,I am sexy."
Tiurida lily Anita
@aanoraga
tiuridalily@gmail.com